Monday, March 14, 2016

Tugas Bahasa Indonesia 2 minggu ke-3 (1)

Kota Bekasi Disebut Kehilangan Akar Budaya
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menyebut Bekasi telah kehilangan akar budaya karena dominasi pendatang pada komposisi penduduk kota tersebut.

Yayat mengeluarkan pendapat tersebut sebagai refleksi peringatan Hari Ulang Tahun ke-19 Kota Bekasi yang jatuh Kamis (10/3).

"Masyarakat Kota Bekasi saat ini sudah sangat metropolis dengan pesatnya pembangunan infrastruktur dan juga pertumbuhan ekonominya," tutur Yayat seperti dilansir Antara, kemarin.

Yayat mengatakan, pemerintah kota seharusnya secara aktif menanamkan karakter dan kultur Bekasi kepada para pendatang.

"Pemerintah harus bisa memunculkan imej simbolik agar pendatang memiliki identitas kehidupan dan bangga menjadi warga Kota Bekasi," ujarnya.

Apabila program tersebut berjalan efektif, para perantau tersebut akan memiliki kebanggaan atas identitas mereka sebagai penduduk Kota Bekasi. Berawal dari kebanggaan, menurut Yayat, para pendatang secara tidak langsung akan terpacu untuk turut membangun kota.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi membenarkan, penduduk Bekasi memang semakin heterogen. Ia pun meminta warganya untuk mengedepankan toleransi dalam kehidupan sosial sehari-hari.

"Komposisi warga semakin beragam, ditambah dengan perbedaan dalam hal kepercayaan, sikap-sikap intoleran sudah sewajarnya dikesampingkan," katanya.

Berdasarkan catatan yang dimilikinya, Rahmat memaparkan, penduduk Kota Bekasi saat ini berjumlah setidaknya 2,4 juta orang. 

Warga dari kawasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mendominasi angka itu, sekitar 33 persen. Warga bersuku Betawi (28 persen) dan Sunda (18 persen) berada di peringkat kedua dan ketiga. 

Badan Perencanaan Pembangunan Kota Bekasi mencatat, jumlah penduduk Kota Bekasi berjumlah 2, 663 juta orang. Mereka mendiami wilayah seluasnya 210,49 kilometer persegi yang terbagi dalam 12 kecamatan.


DAFTAR PUSTAKA



Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah proses penalaran menarik kesimpulan yang berupa prinsip atau fakta yang berlaku secara khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Pada bagianPengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menyebut Bekasi telah kehilangan akar budaya karena dominasi pendatang pada komposisi penduduk kota tersebut.” Kalimat Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menyebut Bekasi adalah khusus, karena kalimat tersebut berupa fakta-fakta yang dijelasakan secara lengkap dan terperinci sehingga tidak memiliki arti yang luas. Akar budaya karena dominasi pendatang pada komposisi penduduk kota tersebut kalimat tersebut adalah umum, karena fakta-fakta yang di sampaikan masih dalam arti yang luas dan belum terperinci, sehingga bersifat umum contohnya: budaya, pendatang , dan penduduk kota.

Pada bagian “Masyarakat Kota Bekasi saat ini sudah sangat metropolis dengan pesatnya pembangunan infrastruktur dan juga pertumbuhan ekonominya,” kalimat masyarakat kota bekasi bersifat khusus, karena kalimat tersebut menjelaskan secara rinci bahwa masyarakat yang dimaksud ialah masyarakat kota bekasi sehingga fakta tersebut khusus. Pada kalimat metropolis dengan pesatnya pembangunan infrastruktur dan juga pertumbuhan ekonominya adalah umum, karena tidak dijelaskan secara terperinci infrastruktur yang seperti apa dan pertumbuhan ekonomi yang bagaimana, kalimat tersebut masih memiliki arti yang luas sehingga fakta-faktanya umum.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi membenarkan, penduduk Bekasi memang semakin heterogen.” Pada kalimat Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi bersifat khusus, karena kalimat tersebut menjelaskan secara rinci siapa nama wali kota tersebut sehingga memiliki fakta yang khusus. Bagian penduduk Bekasi memang semakin heterogen bersifat umum, karena kata heterogen disini tidak dijelaskan sikap apa yang dilakukan oleh penduduk bekasi sehingga disebut heterogen, berdasarkan fakta tersebut masih memiliki arti yang luas sehingga faktanya bersifat umum.

Pada bagian “Warga dari kawasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mendominasi angka itu, sekitar 33 persen” kalimat Warga dari kawasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mendominasi bersifat khusus, karena dijelaskan asal warga pendatang di kota Bekasi. Pada kalimat mendominasi angka itu, sekitar 33 persen bersifat umum, karena kalimat tersebut masih memiliki arti yang luas dan belum dijabarkan secara lengkap 33 persen itu seberapa banyak sehingga masih fakta tersebut bersifat umum.

“Badan Perencanaan Pembangunan Kota Bekasi mencatat, jumlah penduduk Kota Bekasi berjumlah 2, 663 juta orang. Mereka mendiami wilayah seluasnya 210,49 kilometer persegi yang terbagi dalam 12 kecamatan.” kalimat Badan Perencanaan Pembangunan Kota Bekasi mencatat, jumlah penduduk Kota Bekasi berjumlah 2, 663 juta orang adalah khusus, karena kalimat tersebut menjelaskan fakta-fakta dengan jelas dan rinci serta jumlah penduduknya berdasarkan fakta yang ada. Pada kalimat Mereka mendiami wilayah seluasnya 210,49 kilometer persegi yang terbagi dalam 12 kecamatan bersifat umum, karena kalimat tersebut tidak menjelaskan secara rinci yang dijelaskan hanya luas daerah yang terbagi 12 kecamatan hal itu masih bersifat umum.

No comments:

Post a Comment